RAPBN 2025: Optimisme Kebijakan Fiskal dalam Masa Transisi

Mawardi Tombang
Rabu, 21 Agustus 2024 05:54:32

KANALSUMATERA.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan pada Sidang Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jumat 16 Agustus 2024.

Secara garis besar, dalam RAPBN tersebut belanja negara mencapai 3.613,1 triliun, dengan struktur penerimaan perpajakan 2.490,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 505,4 triliun. Untuk menambal defisit belanja, RAPBN 2025 didesain untuk menarik hutang setara dengan 2,53% Produk Domestik Bruto (PDB), kisaran 642,6 triliun.

Struktur RAPBN yang menarik untuk dicermati, terutama karena ini adalah tahun pertama transisi ke pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Sisi belanja yang membuat angkanya menggelembung, salah satunya karena scaring effect pandemi covid 19. Karena hutang negara selama 3 (tiga) tahun pandemi menambah hutang lebih dari 2.100 triliun. Dan jatuh tempo pembayaran bertahap, tahun 2025 ini akan menggerus APBN sebesar 800,33 triliun. Termasuk program populis dari pemerintahan Prabowo-Gibran berupa makan bergizi gratis, membutuhkan alokasi yang cukup signifikan dalam pos pengeluaran ini.

Baca: Pemerintah Minta Boeing Buat Pabrik Komponen di Indonesia, Dua Pulau ini Paling Strategis

Kondisi inilah yang diantaranya membuat belanja negara cukup meningkat.

Perpajakan yang ditarget mencapai 2.490,9 triliun juga cukup challenging. Paling tidak ada 3 (hal) yang perlu dikritisi secara konstruktif. Pertama, isu menaikkan tax ratio yang cukup agresif, yang potensi kontraproduktif dengan kegiatan perekenomian. Kedua, isu kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% seperti yang tertuang dalam Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), yang akan menekan daya beli masyakat. Dan ketiga adalah wacana ekstensifikasi cukai, terutama untuk komoditas plastik dan Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) yang akan menambah beban dunia usaha, baik sektor korporasi dan juga UMKM.

Selanjutnya, di sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemerintah seharusnya lebih fokus dengan penataan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga bisa lebih mendorong efisiensi dan lebih menjalankan good corporate governance (GCG) sehingga kontribusi deviden ke negara lebih maksimal. Setelah itu, Penyertaan Modal Negara (PMN) harus lebih selektif dan prudent. Data acuan 2023, BUMN menyetor deviden sebesar 82,06 triliun dan kemudian ditarik dalam bentuk PMN pada tahun 2024 sebesar sekitar 27 triliun, belumlah menjadi pencapaian yang ideal. Karena kontribusi bersih seluruh BUMN ke negara kisaran 55 triliun, dibandingkan dengan total seluruh nilai aset BUMN yang mencapai 10.000 triliun.

Kalau pemerintah bisa menaikkan standar angka return on asset (RoA) BUMN, maka kontribusi terhadap negara bisa ditargetkan naik lebih signifikan.

Baca: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah

Selanjutnya, sisi hutang akan selalu menjadi diskusi panjang, tentang kesehatan keuangan negara, ratio maksimal 3% dari PDB berjalan, serta pengelolaan hutang yang prudent dan penuh tanggung jawab. Hutang negara ini adalah bentuk dari kebijakan defisit fiskal, keniscayaan sebuah negara berkembang yang ingin memacu pertumbuhan ekonominya.

Pemerintah harus fokus dan konsisten agar "kebijakan anggaran bisa mencapai target jangka panjang", paling tidak di 3 (tiga) hal: peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), hilirisasi yang bisa memberikan nilai tambah ekonomi dan melibatkan semua stakeholder ekonomi dan juga keberlanjutan infrastuktur yang menopang transformasi ekonomi. Hal ini sejalan dengan program Astacita presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Terakhir, adalah harapan dari masyarakat dan dunia usaha. Masyarakat mempunyai harapan besar agar politik anggaran dan kebijakan fiskal tidak menambah beban terhadap daya beli masyarakat yang sedang cenderung turun. Sedangkan sisi dunia usaha mempunyai beberapa harapan. Pertama, agar pemerintah lebih melibatkan private sector dalam menyusun kebijakan teknis, atau sejalan dengan konsep meaningful participation. Kedua, pemerintah harus menerapkan prinsip belanja yang berkualitas, bukan hanya asal belanja (spending better, bukan better to spending). Ketiga, pemerintah harus mendorong kebijakan yang pro dengan pertumbuhan dan pemerataan.

Jakarta, 16 Agustus 2024
_Ajib Hamdani (Analis Kebijakan Ekonomi APINDO)_

Lainnya
Minggu Ini Harga Pinang Kering di Riau Rp10.050 per Kg
Minggu Ini Harga Pinang Kering di Riau Rp10.050 per Kg
Harga Sawit Riau Melonjak Naik Rp. 158,94/Kg Untuk Umur
Permintaan Ekspor Kepiting Soka Aceh Meningkat Tajam
Deuh...! 2  Tahun Indonesia Tak Terima Deviden Selaku
Hoax or Not
Hotel di Lampung Di Teror Email Bom, Polisi Bergerak
Hotel di Lampung Di Teror Email Bom, Polisi Bergerak
Banyak Pelaku Terorisme Berasal dari Sumbar dan Sumsel,
Soal Penelantaran Kakek Bernama Abdul Jalil di Medan, I
Leisure
Desa Koto Masjid Kampar Raih Terbaik II Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kategori Souvenir
Desa Koto Masjid Kampar Raih Terbaik II Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kategori Souvenir
Pemprov Riau Gelar Lomba Desa Wisata, Berikut Desa Peme
Sukses di Butik dan Make Up, Fifi dan Budhitama Rambah
Global
DPR RI: Genosida Israel ke Gaza Benar Terjadi, Netanyahy Harus Ditangkap Segera
DPR RI: Genosida Israel ke Gaza Benar Terjadi, Netanyahy Harus Ditangkap Segera
Perkuat Penempatan Kerja PMI, Kepala BP2MI Temui HRD Ko
Kunker ke Taiwan, Kepala BP2MI Bertemu 8 Pekerja Migran
Daerah
Manajer BUMD Tirta Siak Pecat Sepihak Pekerja tanpa Ada Surat Peringatan
Manajer BUMD Tirta Siak Pecat Sepihak Pekerja tanpa Ada Surat Peringatan
Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Pemkab Bengkalis dan
Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Pemkab Bengkalis dan
Pariwara
Pj. Wali Kota Pekanbaru Luncurkan Program Penghapusan Denda Pajak Daerah
Pj. Wali Kota Pekanbaru Luncurkan Program Penghapusan Denda Pajak Daerah
Pj Wako Apresiasi Insan Pariwisata di Pekanbaru Majukan
DPRD Pekanbaru Gelar Paripurna Jawaban Pemerintah terha
Politik
HUT ke-24 Sukses di Laksanakan Pj Dedi Jasman, Mari Bersama Membangun Desa Kemang Indah
HUT ke-24 Sukses di Laksanakan Pj Dedi Jasman, Mari Bersama Membangun Desa Kemang Indah
Syukuran Jembatan Pulau Jambu, Syahrul Aidi Himbau Warg
Salurkan Hak Pilih di Pasir Penyu Inhu, Kyai Mursyid Aj
Ekonomi
Walikota Pekanbaru Dukung Penuh Pasar Rakyat UMKM Kerjasama FPKB dan TVRI
Walikota Pekanbaru Dukung Penuh Pasar Rakyat UMKM Kerjasama FPKB dan TVRI
Pemerintah Minta Boeing Buat Pabrik Komponen di Indones
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah perlu Jalan Tengah