Sri Mulyani sebut Tingkatkan Ekspor Tak Semudah Balikkan Telapak Tangan
KANALSUMATERA.com - University Network for Indonesia Export Development (UNIED) atau Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pengembangan Ekspor Indonesia hari ini memberikan hasil kajian tentang proyeksi ekspor Indonesia kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dirinya mengaku puas menerima laporan tersebut.
Laporan tersebut berisi proyeksi ekspor berdasarkan industri untuk 10 komoditas unggulan dan analisa rantai pasok 5 komoditas unggulan ekspor yakni minyak sawit yang disusun oleh Universitas Sumatera Utara, kayu olahan dari Universitas Diponegoro, pulp dan kertas dari Universitas Airlangga, tekstil dan produk tekstil dari Universitas Sebelas Maret, dan perikanan tuna dari Universitas Hasanuddin.
"Sebelumnya saya memberikan PR atau tantangan kepada UNIED. Laporan ini cukup detil, saya senang. Jadi saya terima yah laporannya dibayar tunai," ujarnya di Kantor Indonesia Eximbank, Jakarta seperti dikutip dari detikcom, Rabu (27/2/2019).
Menurut Sri Mulyani, laporan dari UNIED membuktikan bahwa permasalahan ekspor di Indonesia cukup pelik. Sehingga jika ingin meningkatkan ekspor dibutuhkan upaya yang tidak mudah.
"Masalah ekspor Indonesia sangat detail dan pelik. Sekarang ekspor pertumbuhannya di bawah 7%, saya ingin besok 15%, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dinamika butuh kebutuhan mengelolanya, dari ujung ke ujung," terangnya.
Meski begitu, dia percaya peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor masih sangat besar. Apalagi jumlah penduduk dunia semakin lama semakin bertambah banyak.
"Penduduk dunia sekarang 7 miliar orang dan menuju 9 miliar manusia yang tinggal di bumi. Bukan hanya tambah populasi jumlah orang kaya juga semakin banyak," tambahnya.
Peningkatan taraf hidup perekonomian penduduk dunia terjadi diberbagai belahan dunia, seperti China, Eropa, Asia, hingga Afrika.
Namun peluang itu bisa diraih jika eksportir Indonesia bisa mengidentifikasi kebutuhan komoditas dari masing-masing negara tujuan ekspor. Jika itu tidak dilakukan maka sulit untuk menggarap potensi tersebut.
"Poin saya, market itu growing fast (pertumbuhannya cepat). Who's going to fulfill those demand (siapa yang akan memenuhi permintaan)?" ujarnya. iin