Sepanjang 2018, Neraca Pembayaran RI Defisit US$ 7,1 M
KANALSUMATERA.com - Neraca pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang 2018 tercatat mengalami defisit US$ 7,1 miliar. Padahal dari data Bank Indonesia (BI) periode 2017 NPI mencatatkan surplus US$ 11,6 miliar.
Sejak 2015, NPI sudah defisit sebanyak 2 kali. Yakni pada 2015 NPI defisit sebesar US$ 1,1 miliar. Penyebab defisitnya NPI terjadi karena defisit transaksi berjalan yang lebih tinggi dibanding surplus transaksi modal dan finansial.
Sepanjang 2018 CAD tercatat US$ 31,1 miliar atau 2,98% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sedangkan transaksi modal dan finansial surplus US$ 25,2 miliar.
Direktur eksekutif/Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati menjelaskan neraca perdagangan yang defisit tahun 2018 terjadi karena faktor global dan permintaan global yang melambat.
"Neraca dagang dan ekspor sangat tergantung kondisi global. Jadi permintaan globalnya sendiri melambat," kata Yati dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta seperti dikutip dari detikcom, Jumat (8/2/2019).
Angka CAD sebesar US$ 31,1 miliar periode 2018 juga merupakan yang terparah sejak 2015 atau di era pemerintahan Jokowi. Namun demikian, pelebaran defisit ini sejalan dengan PDB yang juga meningkat.
Pada 2015, nilai CAD sebesar US$ 17,5 miliar atau 2,3% dari PDB. Kemudian pada 2016 sebesar US$ 16,3 miliar atau 1,75% dari PDB dan 2017 sebesar US$ 17,3 miliar atau 1,7% terhadap PDB.
Selain neraca perdagangan, neraca jasa dan neraca pendapatan primer juga menjadi penyebab utama melebarnya CAD, masing-masing mencatatkan defisit sebesar US$ 7,1 miliar dan US$ 30,4 miliar.
Kemudian untuk jasa pendapatan sekunder mencatatkan surplus US$ 6,89 miliar.
Dari sisi transaksi modal dan finansial memang mengalami surplus US$ 25,2 miliar sepanjang tahun lalu, namun angka ini melambat jika dibandingkan 2017 yang mencapai US$ 28,6 miliar.
Transaksi modal selama tahun lalu surplus US$ 93 juta, naik dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 46 juta. Sementara transaksi finansial surplus US$ 25,1 miliar, melambat dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 28,6 miliar.
Melambatnya transaksi finansial ini karena investasi langsung maupun portofolio yang juga melambat sepanjang tahun lalu. Pada 2018, investasi langsung melambat jadi US$ 13,8 miliar, sementara investasi portofolio melambat jadi US$ 9,3 miliar.
"Sepanjang tahun 2018 arus modal asing masuk US$ 9,3 miliar, ini signifikan signifikan kalau ke 2017, tapi ini karena di kuartal I, II, III karena ada outflow yang deras," ujar Yati. iin